Memberikan arahan kepada Anda yang mengarah kepada tingkatan dan keadaan kehidupan yang berimbang pada peningkatan kehidupan lahiriah & batiniah.




Rabu, 30 Desember 2009

ASBABUN NUZUL TALQIN DAN BAI'AT DZIKRULLAH


Talqin itu peringatan guru kepada murid, sedang bai'at yang juga dinamakan 'ahad, adalah sanggup dan setia murid dihadapan gurunya untuk mengamalkan dan mengerjakan segala kebajikan yang diperintahkannya.

Banyak Hadist yang menerangkan kejadian Nabi mengambil 'ahad pada waktu membai'atkan sahabat-sahabatnya.

Diriwayatkan oleh Ahmad dan Tabrani bahwa Rasulullah saw. pernah mentalqinkan sahabat-sahabatnya secara berombongan atau perseorangan.

Talqin berombongan pernah diceritakan oleh Syaddad bin 'Aus : Pada suatu ketika kami berada dekat Nabi. Nabi berkata :
"Apakan diantara kamu orang asing ?"
Maka jawab saya : Tidak ada.

Lalu Rasulullah menyuruh menutup pintu dan berkata : Angkat tanganmu dan ucapkanlah LAA ILAAHA ILLALLAAH, seterusnya beliau berkata : segala puji bagi Allah wahai Tuhanku, Engkau telah mengutus aku dengankalimat ini dan Engkau menjadikan dengan ucapannya karunia syurga kepadaku dan Engkau tiadak sekali-kalimenyalahi janji. kemudian beliau berkata pula : Belumkah aku memberikan khabar gembira kepadamu bahwa Allah telah mengampuni bagimu semua ?

Maka bersabdalah Rasulullah SAW :
"Tidak ada golongan manusiapun yang berkumpul dan melakukan dzikirullah dengan tidak ada niat lain melainkan untuk Tuhan semata-mata, kecuali nanti akan datang suara dari langit. Bangkitlah kamu semua, kamu sudah diampuni dosamu dan sudah ditukar kejahatanmu yang lampau dengan kebajikan."

Oleh karena itu Allah berfirman :
"Maka bergembiralah kamu dengan bai'atmu, yang kamu telah lakukan itu adalah kejayaan yang agung.."(QS: At-Taubah; ayat: 111)

Tentang bai'at perseorangan pernah diceritakan oleh Yusuf Al-Kurani dan teman-temannya dengan sannad yang syah bahwa Sayyidina 'Ali r.a bertanya kepada Nabi : Ya Rasulullah tunjukilah aku jalan yang sependek-pendeknya kepada Allah dan yang semudah-mudahnya dan yang paling utama dapat ditempuh oleh hambanyapada sisi Allah ?

Maka bersabdalah Rasulullah :
"Hendaknya kamu lakukan dzikirullah yang kekal (dzikir dawam) dan ucapan yang paling utama yang pernah kulakukan dan dilakkan oleh Nabi-Nabi sebelum aku, iaitu LAA ILAAHA ILLALLAAH. Jika ditimbang tujuh petala langit dan bumi dalam satu daun timbangan, dan kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH dalam satu timbangan ang lain, maka akan lebih berat kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH dalam daun timbangan yang lain.

Kemudian ia berkata : Wahai 'Ali, tidak akan datang kiamat jika diatas muka bumi ini masih ada orang yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH.

Sayyidina 'Ali berkata : Bagaimana caranya aku berdzikir itu ya Rasulullah ?

Nabi menjawab : Pejamkan kedua matamu dan dengar aku mengucapkan tiga kali kemudia engkau mengucapkan tiga kali pula, sedangkan aku mendengarkannya. Maka berkatalah Rasulullah LAA ILAAHA ILLALLAAH tiga kali, sedangkan kedua matanya dipejamkannya, dan suaranya, dikeraskan, serta 'Ali medengarkannya. Kemudian 'Ali mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH, sedemikian pula dan Nabi mendengarkannya.

Demikian cara talqin dzikir yang disampaikan oleh 'Ali bin Abi Thalib, yang kemudian diterangkan, bahwa talqin dzikir-hati yang bersifat bathiniyah, yang demikian itu dilakukan dengan isbat, tidak dengan nafi, lafadisim zat seperti yang difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur'an :
"Katakanlah, Allah kemudian tinggalkan sifat mereka bermain-main didalam kesesatan."(QS: Al-An'aam91)

Nabi memperingatkan Sayyidina 'Ali : Wahai 'Ali pejamkan kedua matamu, katupkan kedua bibirmu dan lipatkan lidahmu, lalu sebutkam : "ALLAH, ALLAH".

Inilah cara yang pernah dipelajari dan diambil oleh Sayyidina Abu Bakar, bukan karena banyak puasa dan shalat, tetapi karena sesuatu yang terhujam dalam hatinya.

Firman Allah dalam Al-Qur'an :
"Dan mereka yang mempunyai iman yang teguh serta tetap dan tenang hatinya dengandzikirullah, bukankah dzikirullah itu menenagkan dan mententramkan hati ?" (QS: Ar-Ra'du; ayat : 28).

Sesungguhnya dzikir itu adalah menjadi sebab wusulnya manusia kepada Allah Swt, dan menjadi sebab pula menusia dapat mahabbah kepadaNya. Oleh karena itu, manusia tidak akan dapat menghindarkan apa yang menjadi kesalahan dan apa yang menjadi kekerasan hati dan begitu pula apa yang yang menimbulkan segala amarah, melainkan manusia yang mengharapkan Rahmat Allah dengan mengamalakan dzikir, dan apabila telah berhasil, mereka akan kembali menjadi manusia yang baik, sebagaimana Allah berfirman dalam Hadist Qudsi :
"Aku dekat sekali kepada orang yang hatinya dapat menyingkirkan kesalahan".

Kalimat ucapan Toyibah dapat mensucikan orang yang mengucapkannya dari pada syirik jali, sebagaimana ia dapat membersihkan jiwa orang yang ikhlas dan murni. Begitu pula kalimat ini dapat membuka hati manusia daripada hijab yang selalu tersangkut kepada kebendaan, serta membersihkan jiwa orang itu daripada segala kekotoran dan sifat-sifat kebinatangan.

Kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH itu mengurniai kasyaf bagi yang mengucapkannya untuk selama-lamanya, disamping mengkurniai sifat sidiq, ikhlas, ilmu laduni, rahasia-rahasia yang aneh dan akan diberi musyahadah bermacam-macam alamat dari Tuhan.

Kurnia yang demikian itu baru diperoleh, jika ucapan kalimat itu diambil dan diterima dari hati yang taqwa dan suci daripada selain Allah, bukan kalimat yang hanya dipetik dengan didengar saja daripada mulut-mulut orang awam. Kalimat Toyibah meskipun sepotong ayat yang pendek, tetapi maknanya sangat luas meliputi seluruh hati, jika diambil dengan butir-butir tauhid daripada hati yang hidup, butir-butir itu akan tumbuh, berlainan dengan butir-butir yang tidak mencapai dan tidak hidup.





Coppyright Eyangresi313 @2009

Tidak ada komentar: