
Manusia sebenarnya dianugerahi sifat "qiyamun bi nafsihi", namun hanya bagi mereka yang sudah menjadi insan kamil, manusia sempurna atau manusia hakiki yang mampu hidup dengan kehendaknya sendiri.
Seorang anak begitu dilahirkan langsung menyandang hak. Meskipun sebagai bayi ia belum bisa apa-apa, tetapi hak hidup bayi itu harus dipenuhi oleh kedua orangtuanya. Jika hak itu dipenuhi maka si bayi akan bisa melanjutkan hidupnya. Si bayi berhak mendapatkan perawatan yang memadai dan begitu pula ia berhak memperoleh pendidikan untuk bekal hidupnya di kemudian hari.
Setelah bayi tersebut tumbuh secara dewasa dan bebas dari hak pengasuhan orang tuanya, maka giliran pemerintah yang memberikan perlindungan terhadap hak orang tersebut. Sebagai warga suatu negara, ia berhak memperoleh pekerjaan yang layak, mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan keamanan dirinya. Barulah yang bersangkutan menunaikan kewajiban sebagai warga negara seperti itu dalam bela negara, turut membangun ketahanan nasional, dan membayar pajak agar roda pemerintahan bisa berjalan dengan baik.
Manusia hakiki juga harus dapat hidup mandiri. Orang yang hidupnya mandiri tidak tergantung pada orang lain, baik tergantung pada individu lain maupun lembaga. Ia benar-benar mandiri. Dalam masyarakat yang mandiri, bukanlah seseorang tergantung pada orang lain atau lembaga, melainkan yang tercipta dalam hidup ini adalah mekanisme atau interaksi bagian-bagian dngan bagian-bagian lainnya dalam suatu keseluruhan sehingga bergerak ke suatu tujuan.
Bukankah dalam kitab suci Al_Qur'an disebutkan bahwa manusia itu dimuliakan oleh Allah SWT di atas sebagian besar makhluk-Nya ?
Bila hak dan kemandirian sudah dipenuhi, maka setiap orang akan memaujudkan kebutuhan berdasarkan kodratnya, yang merupakan potensi kebutuhan. Tentu saja, yang terkandung di dalam kodrat itu mencakup potensi pasif dan aktif. Potensi pasif merupakan kemampuan untuk menerima sebuah aksi. Juga tergolong dalam potensi pasif adalah kemampuan ciptaan untuk dipengaruhi oleh kegiatan Allah SWT sehingga ia bisa berbuat yang seolah-olah melampaui batas-batas kodratnya.
Potensi aktif merupakan kemampuan atau kecendrungan bawaan dari suatu hal untuk menjadi atau untuk menjalankan sesuatu yang spesifik menurut hakikatnya. Jadi, potensi ini merupakan kemampuan atau daya untuk menghasilkan aksi. Sering kali aksi ini merupakan suatu produk, seperti anak atau rumah. Potensi aktif telah memuat di dalam suatu aksi tertentu.
Seseorang yang tdak bisa mewujudkan potensi yang dia miliki mungkin karena ada hambatan dan halangan dari pihak lain. Berarti orang tersebut belum bisa dikatagorikan sebagai manusia hakiki.
Manusia hakiki harus dapat mengaktualisasikan hak, kemandirian, dan kodratnya dalam kehidupan ini. Hal ini harus menjadi landasan masyarakat modern untuk mewujudkan kesejahteraan hidup bersama dan penuh kedamaian.
Allah SWT telah memberikan potensi kepada manusia . Bahkan setiap jiwa telah diberi jalan ketakwaan dan keburukan. Tinggal manusianya, ia memilih untuk membersihkan dirinya atau malah mengotorinya. Tentu beruntunglah orang yang yang membersihkan dirinya dengan selalu berdzikir kepada Allah SWT.
Bahwa Tuhan tidak akan pernah tinggal diam dan selalu menjawab doa bagi setiap hambanya yang benar-benar yakin dan ikhlas menerima segala ketetapan dariNya. Karena SUKSES lahir bukan krena kebetulan atau keberuntungan semata. Sukses terwujud karena di ikhtiarkan melalui perencanaan yang matang; keyakinan doa; kerja keras; keuletan;
niat baik dan yang lebih utama pantang menyerah.
Hidup tanpa sukma sebenarnya merujuk pada paham kesatuan hamba dan Tuhannya. Bahwa manusia yang merdeka itu bukanlah manusia yang mengeluh, tapi manusia yang sanggup berdiri sendiri sesuai dengan kehendaknya. Manusia merdeka pantang mengeluh sehingga suka dan duka pun tiada terasakan. Semangat hidup merdeka iotulah yang memusnahkan rasa takut dan lelah. Jadi, manusia unggul harus sanggup menjadi manusia merdeka.
Manusia unggul merupakan manusia yang sanggup bangkit dengan dzat pribadinya sendiri. Manusia unggul insan kamil atau manusia sempurna byang bertanggung jawab penuh terhadap apa yang dilakukannya. Tetaplah fokus apa yang menjadi arah tujuan hidup kita dunia dan akhirat dan janganlah mengkhianati doa kita sendiri.
Copyright Eyangresi313 @2010