Memberikan arahan kepada Anda yang mengarah kepada tingkatan dan keadaan kehidupan yang berimbang pada peningkatan kehidupan lahiriah & batiniah.




Rabu, 18 November 2009

KELANGKAAN HATI YANG BERCAHAYA


Hati dan jiwa yang tulus dan bersih, sangat berhati-hati terhadap hak-hak orang lain dan hatinya selalu terukur pesan-pesan Allah sehingga hidupnya selalu terkontrol. Itulah yang akan membawa manusia terhindar dari penyimpangan-penyimpangan seperti korupsi, kolusi, manipulasi, intimidasi yang pada zaman modernisasi ini dianggap sebagai hal yang wajar bahkan sudah menjadi rahasia umum. Seseorang harus meneguhkan hati agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang buruk. Terutama sifat jujur dan sangat berhati-hati terhadap hak orang lain adalah salah satu modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang yang jujur dan amanah.

Dalam kaitannya dengan pembangunan manusia seutuhnya, kita dihadapkan pada pengertian tentang arah pembangunan manusia yang dapat dipercaya untuk melaksanakan pembangunan dengan sebaik-baiknya. Seiring dengan pembangunan fisik tersebut, kewajiban masyarakat harus juga selalu mambangun mentalnya membentuk sifat-siat yang baik seta selalu mawas diri dalam segala tindakannya. Dalam keadaan bagaimanapun juga hatinya dapat selalu teguh memegang norma-norma agama tanpa harus terpengaruh lingkungan sekitarnya, sehingga ia dapat selalu merasakan ketentraman dalam gejolak arus kehidupan yag menerpa dirinya.

Dalam keadaan modern sering manusia terjebak ke dalam kehidupan yang meterialistis. Dikarenakan modernisasi memang menjanjikan kenikmatan material, maka yang dijadikan ukuran adalah keberhasilan seseorang dalam hal materi. Dengan demikian orang yan belum dapat menunjukan prestasi dibidang materi dianggap tidak berhasil dalam hidupnya.

Tentang dunia materi, manusia terbagi menjadi 4 (empat) golongan :
1. Orang yang idak bersedih jika tidak mendapatkanrizki. Malah bersedih hai jika mendapatkannya. Menurutnya rizki bagaikan air yang banyak, yang jika tidak disalurkan secara baik akan berakibat merusak.
2. Orang yang tidak bersedih, bila tidak mendapatkan rizki maupun kerika mendapatkannya.
3. Orang yang bersedih bila mendapatkan rizki, dan bergembira mendapatkannya, asalkan rizki halal.
4. Orang yang mengeluh yang rizkinya seret, dan ia akan bercerita kesana-kemari akan kesulitannya. Dan jika mendapatkan rizki ia bergembira hatinya meski rizki itu tidak halal.

Dewasa ini dirasakan masih ada sementara orang yang salahduga memahami manusia yang berpegang pada norma-norma agama dalam menerapkan kehidupan sehari-harinya sesuai Al-qur’an dan Hadist. Yang dimaksud dengan manusia-manusia tersebut adalah :
1. Manusia yang selalu ingat Allah dengan berdzikir dalam keadaan dan situasi bagaimanapun. Hatinya selalu hidup dengan menyebut nama Allah.
2. Berakhlak mulia.
3. Memiliki kesadaran beragama yang dalam dan selalu beristiqomah dalam beribadah.
4. Mampu menempatkan dirinya dalam kehidupan keduniaan dalam posisi wajar dan seimbang.
5. Tidak mencari harta dengan cara dan jalan yang tidak diridhoi Allah, sehingga terpantul dalam dirinya jiwa yang qanaah, tidak serakah dan eksploitatif.
6. Bukan orang yag meninggalkan dunia materi hingga ia hidup terlunta-lunta dan hanya berdoa di sudut-sudut mesjid.
7. Memiliki tinggi cita-citanya.
8. Memelihara kehormatan kepada Allah.
9. Memperbaiki khimat kepada Allah.
10. Melaksanakan cita-citanya dengan tidak mengkhianati doanya sendiri.
11. Membersihkan nikmat yang diperoleh dengan sadaqoh.

Dalam kehidupan pada saat sekarang ini, banyak sekali bermunculan tokoh-tokoh spiritualist dan agama dimana-mana.Dan sudah banyak dilakukan berbagai tempat suatu kegiatan spiritual sebagai program ketenangan jiwa bagi masyarakat dan bangsa di tanah air ini. Tetapi kenapa musibah dan bencana serta kehancuran masih banyak terjadi ?. Ini semua menjadi intropeksi bagi diri setiap manusia dari apa yang tela dia lakukan selama ini.

Di dunia ini banyak bertebaran lilin-lilin yang besar dan indah, Hati dan jiwa yang tulus dan bersih, sangat berhati-hati terhadap hak-hak orang lain dan hatinya selalu terukur pesan-pesan Allah sehingga hidupnya selalu terkontrol. Itulah yang akan membawa manusia terhindar dari penyimpangan-penyimpangan seperti korupsi, kolusi, manipulasi, intimidasi yang pada zaman modernisasi ini dianggap sebagai hal yang wajar bahkan sudah menjadi rahasia umum. Seseorang harus meneguhkan hati agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang buruk. Terutama sifat jujur dan sangat berhati-hati terhadap hak orang lain adalah salah satu modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang yang jujur dan amanah.

Dalam kaitannya dengan pembangunan manusia seutuhnya, kita dihadapkan pada pengertian tentang arah pembangunan manusia yang dapat dipercaya untuk melaksanakan pembangunan dengan sebaik-baiknya. Seiring dengan pembangunan fisik tersebut, kewajiban masyarakat harus juga selalu mambangun mentalnya membentuk sifat-siat yang baik seta selalu mawas diri dalam segala tindakannya. Dalam keadaan bagaimanapun juga hatinya dapat selalu teguh memegang norma-norma agama tanpa harus terpengaruh lingkungan sekitarnya, sehingga ia dapat selalu merasakan ketentraman dalam gejolak arus kehidupan yag menerpa dirinya.

Dalam keadaan modern sering manusia terjebak ke dalam kehidupan yang meterialistis. Dikarenakan modernisasi memang menjanjikan kenikmatan material, maka yang dijadikan ukuran adalah keberhasilan seseorang dalam hal materi. Dengan demikian orang yan belum dapat menunjukan prestasi dibidang materi dianggap tidak berhasil dalam hidupnya.

Tentang dunia materi, manusia terbagi menjadi 4 (empat) golongan :
1. Orang yang idak bersedih jika tidak mendapatkanrizki. Malah bersedih hai jika mendapatkannya. Menurutnya rizki bagaikan air yang banyak, yang jika tidak disalurkan secara baik akan berakibat merusak.
2. Orang yang tidak bersedih, bila tidak mendapatkan rizki maupun kerika mendapatkannya.
3. Orang yang bersedih bila mendapatkan rizki, dan bergembira mendapatkannya, asalkan rizki halal.
4. Orang yang mengeluh yang rizkinya seret, dan ia akan bercerita kesana-kemari akan kesulitannya. Dan jika mendapatkan rizki ia bergembira hatinya meski rizki itu tidak halal.

Dewasa ini dirasakan masih ada sementara orang yang salahduga memahami manusia yang berpegang pada norma-norma agama dalam menerapkan kehidupan sehari-harinya sesuai Al-qur’an dan Hadist. Yang dimaksud dengan manusia-manusia tersebut adalah :
1. Manusia yang selalu ingat Allah dengan berdzikir dalam keadaan dan situasi bagaimanapun. Hatinya selalu hidup dengan menyebut nama Allah.
2. Berakhlak mulia.
3. Memiliki kesadaran beragama yang dalam dan selalu beristiqomah dalam beribadah.
4. Mampu menempatkan dirinya dalam kehidupan keduniaan dalam posisi wajar dan seimbang.
5. Tidak mencari harta dengan cara dan jalan yang tidak diridhoi Allah, sehingga terpantul dalam dirinya jiwa yang qanaah, tidak serakah dan eksploitatif.
6. Bukan orang yag meninggalkan dunia materi hingga ia hidup terlunta-lunta dan hanya berdoa di sudut-sudut mesjid.
7. Memiliki tinggi cita-citanya.
8. Memelihara kehormatan kepada Allah.
9. Memperbaiki khimat kepada Allah.
10. Melaksanakan cita-citanya dengan tidak mengkhianati doanya sendiri.
11. Membersihkan nikmat yang diperoleh dengan sadaqoh.

Dalam kehidupan pada saat sekarang ini, banyak sekali bermunculan tokoh-tokoh spiritualist dan agama dimana-mana. Dan sudah banyak dilakukan berbagai tempat suatu kegiatan spiritual sebagai program ketenangan jiwa bagi masyarakat dan bangsa di tanah air ini. Tetapi kenapa musibah dan bencana serta kehancuran masih banyak terjadi ?. Ini semua menjadi intropeksi bagi diri setiap manusia dari apa yang tela dia lakukan selama ini.

Di dunia ini banyak bertebaran lilin-lilin yang besar dan indah, sangat disayangkan lilin-lilin tersebut tidak memiliki cahaya yang dapat menerangi kehidupan disekikarnya.




Copyright Eyangresi313 @2009

1 komentar:

Jelaga mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.